Senin, 23 November 2009

konsep belajar

REVIEW KONSEP BELAJAR

Konsep belajar pada dasarnya sudah ada sejak manusia ada, hal ini terbuki dengan adanya perkembangan peradaban manusia. Semakin berkembang peradaban semakin berkembang pula suatu konsep belajar itu. Hal ini selaras.....

pula dengan konsep belajar dalam islam sebenarnya ditanamkan (diwajibkan) sejak dari kandungan hingga liang lahat.
Konsep-konsep pendidikan yang ada menurut saya yang paling cocok adalah konsep belajar menurut Ki Hadjar Dewantara yakni dengan 3 ajarannya yakni: Ing Ngarsa sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. Konsep ini diartikan secara bebas bahwa konsep didepan memberikan contoh, ditengah memberikan/membangun semangat, dibelakang memberikan dorongan untuk maju.

Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara ini mendukung konsep Robert M Gagne (1970) tentang belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus di dalam belajar. Menurut Gagne (1970), Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebab oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dari acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif.

Berarti belajar terjadi secara terus menerus tanpa mengenal ruang dan waktu, bahwa pendidikan harus dapat memberikan contoh, dapt menimbulkan semangat untuk lebih baik serta memberikan dorongan untuk maju serta berinovasi.

Menurut pendapat Carl R. Rogers (Ahli Psikoterapi) Langkah-langkah dan sasaran pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru menurut Rogers adalah meliputi : guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara terstruktur, guru dan siswa membuat kontrak belajar, guru menggunakan metode inquiri atau belajar menemukan (discovery learning), guru menggunakan metode simulasi, guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain, guru bertindak sebagai fasilitator belajar dan sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreatifitas dalam belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1999:17).
Teori Carl R. Rogers menuntut guru untuk lebih kreatif, hal ini selaras dengan konsep triloginya Ki Hadjar Dewantara bahwa guru ada kalanya dibutuhkan untuk memberikan contoh, dibutuhkan untuk terlibat langsung dengan siswa dalam pembelajaran, ataupun memberikan reward and punishment sebagai pendorong kemajuan siswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar